Lingkaran.net - Rumah Sakit (RS) Menur mencatat lonjakan signifikan jumlah pasien dengan kecanduan judi online selama semester pertama 2025.
Dalam enam bulan terakhir, tercatat 86 pasien dirawat karena adiksi judi daring, melampaui total kasus sepanjang tahun 2024 yang berjumlah 68 pasien.
Angka ini menunjukkan bahwa judi online bukan sekadar persoalan ekonomi, melainkan ancaman serius terhadap kesehatan mental dan stabilitas sosial.
Menurut dr. Mega Nilamsari, Sp.KJ, M. Biomed, Psikiater RS Menur, gangguan akibat judi online seringkali muncul perlahan dan tak disadari.
Pada awalnya, aktivitas berjudi terlihat sebagai hiburan biasa. Namun seiring waktu, intensitas bermain meningkat, nilai taruhan membesar, dan dampaknya mulai terasa secara fisik maupun mental.
Keluhan fisik yang sering dialami pasien meliputi gangguan tidur (insomnia atau tidur tidak nyenyak), masalah mata (mata kering, kabur), gangguan pencernaan dan lambung dan penurunan daya tahan tubuh.
Adiksi ini, kata dia, juga memicu sindrom metabolik seperti diabetes melitus dan gangguan kadar lemak darah (dislipidemia) akibat stres kronis.
Dari sisi mental, penderita kecanduan judi online dapat mengalami kecemasan berlebihan, depresi, perasaan bersalah hingga keinginan menyakiti diri, gangguan jiwa berat seperti halusinasi dan waham.
“Efeknya tidak hanya pada individu, tapi juga menghancurkan relasi keluarga, merusak prestasi pendidikan, hingga mengganggu kehidupan pekerjaan,” ujar dr. Mega.
Menurut dr. Lila Nurmayanti, Sp.KJ, deteksi dini dari lingkungan sekitar sangat penting. Perubahan emosi, pola pikir, dan perilaku bisa menjadi sinyal awal.
Contohnya, seseorang yang awalnya terbuka dan jujur bisa berubah menjadi tertutup, pemurung, atau bahkan pembohong karena dorongan berjudi.
Tiga prinsip sederhana untuk membantu deteksi awal adiksi judol dikenal sebagai Look, Listen, Link. Look: Amati perubahan sikap dan kebiasaan, Listen: Dengarkan keluhannya tanpa menghakimi, Link: Arahkan ke layanan kesehatan atau konselor profesional.
RS Menur menggunakan dua skema layanan, yakni rawat jalan dan rawat inap, tergantung tingkat keparahan pasien. Proses diawali dengan pemeriksaan psikiatri menyeluruh dan wawancara klinis untuk memahami pola pikir dan gangguan perilaku pasien.
Selain psikoterapi, pasien juga bisa mendapatkan terapi psikofarmaka (obat kejiwaan) jika dibutuhkan.
RS Menur juga memiliki program unggulan bernama PIALA OSCAR (Program Inovasi Pelayanan One Stop Center Rehabilitasi NAPZA dan Perilaku), yang kini diperluas untuk menangani adiksi perilaku seperti judi online. Program ini menggabungkan terapi medis, komunitas terapeutik, narcotics Anonymous, pendekatan spiritual, dan psikoterapi intensif.
“Sekitar 50% penyalahguna NAPZA juga mengalami kecanduan judi online, sehingga layanan rehabilitasi kami kini menyasar keduanya,” jelas dr. Lila.
Masa perawatan ideal berlangsung minimal 3 bulan untuk memulihkan fungsi otak dan kemampuan sosial pasien. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting selama proses ini agar pasien tidak kembali ke lingkaran adiksi.
Kecanduan judi online bukan masalah pribadi semata, tetapi tantangan sosial yang butuh kerja sama berbagai pihak. RS Menur menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Kominfo dan Pendidikan, aparat penegak hukum, Organisasi masyarakat seperti TP PKK, DWP, Fatayat NU, Muslimat NU, dan Aisyiyah.
Editor : Setiadi