Lingkaran.net - Dua dokter muda asal Gaza, Palestina, resmi memulai pendidikan dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Mereka adalah dr. Ahmed Eliaan Shaker Abuajwa, yang menempuh pendidikan spesialis Ilmu Bedah Saraf, dan dr. Ibrahim M. M. Abusalem, yang mengambil Program Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik.
Baca juga: Aksi Bela Palestina di Surabaya, Kumpulkan Donasi Ratusan Juta
Keduanya berkomitmen menyelesaikan pendidikan hingga tuntas, lalu kembali ke Gaza untuk mengabdi di tengah krisis tenaga medis akibat agresi militer tentara zionis Israel.
Serangan yang terus berlangsung telah menewaskan banyak dokter di Palestina, membuat kebutuhan akan tenaga spesialis menjadi sangat mendesak.
Ahmed dan Ibrahim memulai perjalanan akademiknya dengan mengikuti pengukuhan mahasiswa pascasarjana di Gedung Rektorat Unair, Jumat (8/8/2025). Mereka dikukuhkan bersama 1.433 mahasiswa baru program pascasarjana lainnya.
Bagi Ahmed, kesempatan ini adalah sebuah kehormatan besar.
“Sungguh, bisa belajar di negara Muslim seperti Indonesia, khususnya di kampus bergengsi seperti Unair, adalah kehormatan bagi kami,” ujarnya.
Ibrahim pun merasakan sambutan hangat sejak awal kedatangannya. “Saya disambut sangat hangat di sini. Para dosen dan staf sangat suportif, membuat saya merasa ini tempat terbaik untuk belajar,” ungkapnya.
Ahmed menjelaskan, pilihannya mendalami bedah saraf berangkat dari minimnya dokter spesialis di Gaza.
“Ini adalah pengorbanan. Saya harus meninggalkan keluarga, tapi ini keputusan bersama. Ilmu yang saya dapatkan di sini akan sangat berguna ketika saya kembali dan mengabdi di Palestina,” tegasnya.
Sementara Ibrahim menegaskan, bidang bedah plastik dan rekonstruksi sangat dibutuhkan untuk menangani korban luka akibat serangan bom dan senjata di Gaza.
Kehadiran dua dokter Palestina ini tidak hanya memperkaya keberagaman mahasiswa di Unair, tetapi juga mencerminkan komitmen universitas dalam mendukung misi kemanusiaan global. Melalui pendidikan tinggi, Unair ikut berperan dalam memulihkan layanan kesehatan di wilayah konflik seperti Palestina.
Editor : Setiadi