Lingkaran.net - Langit malam di penghujung tahun 2025 bersiap menyuguhkan panggung kosmik yang tak terlupakan. Bulan Desember ini ada beberapa fenomena menarik yang patut ditunggu, yakni Supermoon di akhir tahun atau dikenal juga Cold Moon dan parade hujan meteor.
Kejadian langka ini menawarkan kesempatan untuk menyaksikan keajaiban alam semesta dengan mata telanjang.
Supermoon Terakhir 2025
Pertunjukan langit akan dibuka oleh Cold Moon, yang diprediksi mencapai puncak penuhnya pada Kamis, 4 Desember 2025. Fenomena ini bukan purnama biasa, melainkan Supermoon, kondisi di mana Bulan berada pada titik orbit terdekatnya dengan Bumi (perigee) saat fase purnama.
Akibat posisi terdekat ini, penampakan Bulan akan terlihat jauh lebih besar, sekitar 14 hingga 30 persen dari biasanya, dan cahayanya akan bersinar lebih terang di tengah malam.
Kenapa Disebut Cold Moon?
Julukan Cold Moon atau Bulan Dingin berasal dari tradisi suku-suku asli Amerika. Mereka menamai purnama Desember untuk menandai dimulainya periode paling dingin, menjelang Winter Solstice (titik balik matahari musim dingin).
Kondisi dingin ekstrem, di mana danau mulai membeku dan salju menutupi tanah, menjadi inspirasi penamaan ini. Beberapa suku lain menjulukinya sebagai Long Night Moon atau Bulan Malam Panjang, karena Desember identik dengan malam terpanjang dalam setahun.
Waspada Potensi Banjir Rob
Meskipun memancarkan keindahan, gabungan antara fase Perigee dan Bulan Purnama ini turut membawa dampak yang perlu diwaspadai di Bumi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi Banjir Rob di pesisir.
Masyarakat di wilayah pesisir, seperti Aceh, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Kalimantan dan Sulawesi, diimbau untuk siaga. Pasang maksimum air laut yang dipicu oleh tarikan gravitasi Bulan pada jarak terdekat ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut.
Cara Mengamati Cold Moon
Fenomena ini dapat dinikmati tanpa alat bantu. Carilah lokasi terbuka yang jauh dari polusi cahaya. Dataran tinggi, lapangan luas, atau garis pantai setelah matahari terbenam akan memberikan pemandangan yang optimal. Gunakan teropong atau kamera profesional/ponsel canggih untuk memperjelas detail permukaan Bulan.
Parade Hujan Meteor
Tak lama setelah Cold Moon, langit Desember akan menjadi panggung bagi tiga hujan meteor. Fenomena ini terjadi ketika sisa-sisa debu kosmik dari komet atau asteroid memasuki atmosfer Bumi dan terbakar, menciptakan garis-garis cahaya yang indah.
Hujan Meteor Geminid
Hujan Meteor Geminid merupakan pertunjukan klimaks di bulan ini. Diprediksi mencapai puncaknya pada 14 Desember 2025, Geminid diakui sebagai salah satu hujan meteor paling spektakuler dan intensitasnya paling tinggi.
Dalam kondisi langit yang ideal, pengamat dapat menyaksikan puluhan bahkan lebih dari seratus meteor per jam.
Keistimewaan Geminid adalah asal-usulnya. Berbeda dari kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Geminid merupakan pecahan dari Asteroid 3200 Phaethon. Meteor-meteor ini tampak berasal dari titik radian di rasi bintang Gemini, sehingga diberi nama Geminid.
Hujan Meteor Puppid-Velid
Hujan meteor ini menjadi kabar baik bagi pengamat di Indonesia karena memiliki titik radian dari dua rasi bintang di langit selatan, yaitu Puppis dan Vela. Puncak intensitasnya akan terjadi pada 7 Desember 2025.
Meskipun jumlah meteor yang jatuh mungkin tidak sebanyak Geminid, Puppid-Velid dikenal karena meteornya yang memiliki jalur penerbangan yang panjang dan cerah, menjadikannya tontonan yang jelas dan indah untuk diamati dari posisi geografis Indonesia.
Hujan Meteor Fi Cassiopeid
Parade cahaya dibuka oleh Hujan Meteor Fi Cassiopeid pada puncaknya 6 Desember 2025. Meteor ini memiliki titik asal dari rasi bintang Cassiopeia. Intensitasnya tergolong rendah, sehingga memerlukan kesabaran ekstra dan kondisi langit yang benar-benar gelap untuk dapat menangkap penampakannya.
Tips Praktis Menikmatinya
Untuk memaksimalkan pengalaman mengamati hujan meteor, ikuti panduan berikut:
1. Waktu Terbaik: Observasi hujan meteor umumnya paling baik dilakukan setelah tengah malam hingga menjelang subuh, ketika Bulan sudah terbenam atau intensitasnya berkurang, dan titik radian berada di posisi tinggi.
2. Mata Telanjang Adalah Kunci: Tidak diperlukan teleskop. Hujan meteor paling baik dilihat dengan pandangan luas. Bawalah alas duduk atau kursi lipat agar Anda bisa berbaring dan membiarkan mata menyapu seluruh langit.
3. Adaptasi Mata: Beri waktu sekitar 15 hingga 20 menit bagi mata Anda untuk sepenuhnya beradaptasi dengan kegelapan. Hindari menatap layar ponsel, karena dapat merusak adaptasi malam mata.
Bulan Desember 2025 telah menyiapkan panggung luar biasa, menggabungkan cahaya lembut Supermoon dengan kilatan cepat meteor. Jangan lewatkan kesempatan untuk menutup tahun ini dengan pengalaman kosmik yang memukau.
Editor : Baehaqi