Lingkaran.net - Di tengah kemarau yang panas, tiba-tiba hujan turun di Surabaya, Selasa (5/8/2025) siang. Simak penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini.
BMKG menjelaskan bahwa dinamika atmosfer saat ini masih sangat aktif, menyebabkan sejumlah wilayah tetap diguyur hujan meskipun kalender menunjukkan seharusnya sudah memasuki musim kemarau sejak April.
"Awal Agustus ini, sejumlah wilayah masih berpotensi mengalami hujan lebat bahkan ekstrem. Kondisi atmosfer yang labil menyebabkan awan hujan mudah terbentuk,” tulis BMKG melalui laman resminya.
BMKG mengidentifikasi aktivitas Gelombang Rossby Ekuator di selatan Indonesia serta sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera sebagai faktor utama yang memicu pembentukan awan hujan.
Kombinasi fenomena tersebut meningkatkan akumulasi uap air di atmosfer, sehingga memperbesar peluang hujan deras, bahkan saat musim kemarau.
Namun, di sisi lain, beberapa wilayah Indonesia justru mengalami panas ekstrem. Data satelit Himawari-9 per 30 Juli 2025 mencatat peningkatan titik panas (hotspot) sebagai indikasi awal potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di Kalimantan (22 titik), Sumatera (9 titik), dan Sulawesi (2 titik).
“Kondisi ini menuntut kewaspadaan ganda. Risiko kekeringan meningkat di satu sisi, sementara hujan ekstrem masih terjadi di sisi lain,” ujar BMKG.
BMKG mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah agar tidak menganggap enteng situasi cuaca yang kontradiktif ini.
Potensi banjir lokal akibat hujan intens dan ancaman karhutla karena suhu tinggi bisa terjadi bersamaan dalam periode pendek.
Sebelumnya, BMKG juga telah memperbarui prakiraan musim kemarau 2025, yang mengalami pergeseran waktu.
Awal musim kemarau yang biasanya terjadi pada akhir April atau awal Mei, kini diperkirakan bergeser ke akhir Mei hingga awal Juni, terutama di wilayah Jawa dan Bali–Nusa Tenggara.
Meski begitu, puncak kemarau tetap diprediksi berlangsung pada Juli hingga Agustus, termasuk di wilayah Jawa Timur.
Dengan durasi kemarau yang lebih pendek, BMKG memperingatkan bahwa curah hujan masih bisa terjadi secara sporadis hingga akhir Agustus.
Editor : Zaki Zubaidi
