SURABAYA. ,-Sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., melantik pengurus FRI 2024-2025 di Balai Senat, Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Sabtu, 1 Juni 2024.
Selain pelantikan, jajaran pengurus FRI 2024-2025 tersebut juga langsung dikukuhkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc.
Dirjen Diktiristek, Abdul Haris, mengharapkan agar pengurus baru FRI periode ini banyak melakukan kegiatan dan terobosan sebagai upaya memperkaya forum produktif dan sama-sama mendorong peningkatan kualitas dan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
“Dengan pelantikan ini, saya berharap seluruh pemimpin perguruan tinggi PTN maupun PTS untuk dapat terkonsolidasi dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi dan juga melakukan pemerataan mutu serta memperkuat relevansi pendidikan tinggi,” ucapnya.
Pendidikan tinggi saat ini, lanjutnya, dihadapkan pada tiga tantangan besar yaitu akses pendidikan tinggi di Indonesia yang masih di angka 37 persen, serta persoalan kualitas atau mutu yang timpang antarperguruan tinggi.
“Saya pikir ini serius dan menjadi tugas dari pemerintah untuk terus memperkecil atau mempersempit ruang kesenjangan ini dan yang lebih penting lagi dengan kita memprediksi bonus demografi,” katanya.
Sementara itu, Indonesia dalam 100 tahun ke depan dihadapkan pada tantangan pengangguran terdidik. Tentunya semua pihak tidak ingin permasalahan pendidikan tinggi menciptakan lulusan-lulusan yang barangkali tidak ada komunikasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Saya pikir Forum Rektor Indonesia harus bisa mengedepankan program kerjanya ke arah tiga hal ini, paling tidak relevansi yang harus kita bangun bersama salah satunya melalui maksimalisasi program MBKM,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua FRI Nurhasan menyampaikan bahwa tantangan perguruan tinggi semakin kompleks. Karena itu dibutuhkan komitmen dan sinergi yang kuat antara perguruan tinggi dengan pemerintah dan stakeholder.
Rektor UNESA yang akrab disapa Cak Hasan itu berharap, FRI bisa menghasilkan rekomendasi strategis untuk pemerintah Indonesia mendatang khususnya dalam pengembangan pendidikan tinggi ke depan.
Selain itu, menyiapkan SDM unggul guna menyikapi bonus demografi yang dimiliki Indonesia untuk Indonesia di tahun 2045.
“FRI merupakan lembaga komunikasi di mana para pesertanya dapat bertukar ide, gagasan, dan strategi antarpemimpin perguruan tinggi seluruh Indonesia yang memiliki peran strategis dalam memberikan solusi dan saran kepada pemerintah terkait berbagai persoalan bangsa,” ujarnya.
Dia menyampaikan FRI diharapkan mampu menjadi mediator dan fasilitator bagi semua perguruan tinggi untuk bisa maju bersama, baik swasta maupun negeri, agar bisa maju bersama, bukan secara sendiri-sendiri.
“Program-program FRI ke depan kita harapkan lebih nendang, tidak standar-standar saja sehingga eksistensi FRI semakin diperhitungkan oleh berbagai pihak,” tandas guru besar Ilmu Keolahragaan itu.
Sebagai tuan rumah, Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., juga menyampaikan harapannya agar semua universitas mempunyai komitmen untuk mendukung dan mendorong pengembangan ilmu pengetahuan agar dapat berdampak bagi masyarakat luas.
Dengan begitu mampu meningkatkan layanan dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. “Melalui FRI ini semoga komitmen dan sinergi kita semakin kuat mendorong lahirnya terobosan dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” ucapnya.