Surabaya, Lingkaran.net—Agung Supriyanto, seorang politisi senior dengan pengalaman 20 tahun sebagai anggota DPRD, menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada masyarakat.
Dalam pernyataannya, Agung menyampaikan maaf atas beberapa ucapan dan tindakan yang mungkin telah menyinggung atau tidak diterima selama masa jabatannya.
“Tentu selama lima tahun di DPRD Jatim dan 15 tahun DPRD Tuban ini apabila ada ucapan maupun perilaku yang dalam berinteraksi ada hal yang tidak diperkenankan, saya secara pribadi menyampaikan mohon maaf,” ungkapnya sembari matanya berkaca-kaca, Senin (24/6/2024).
Politisi gaek kelahiran Tuban, Jawa Timur ini mengakui bahwa politik tidak lepas dari gesekan, baik ucapan maupun tindakan.
“Sekali lagi, saya meminta maaf,” tambahnya.
Kiprah Agung Supriyanto di dunia politik pun tak diragukan lagi. Sejumlah aspirasi rakyat banyak direalisasikan.
Mulai infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, olahraga, dan kepemudaan. Membela rakyat dan membela umat menjadi nafasnya.
Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan dalam menghadapi masa depan politik yang semakin dinamis ini.
Ia mengatakan, langkah politik ke depannya bak kendaraan listrik yang harus diisi dayanya.
“Mungkin dalam 20 tahun ini ibarat mobil listrik, perjalanan sudah panjang. Jadi perlu di cas lagi. Perlu mengisi ulang semangat dan komitmen saya,” kata Agung, menekankan pentingnya revitalisasi dalam tindakan politiknya ke depan.
Ia juga mengamati bahwa nilai-nilai politik intrinsik semakin luntur, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak politisi saat ini.
Meskipun demikian, Agung tetap berharap bahwa ada ruang untuk gagasan dan intelektualitas dalam setiap keputusan politik yang diambil.
“Hiruk pikuk politik saat ini, saya melihat semakin tereduksi bahwa gagasan itu dikontestasikan. Intelektual itu dikontestasikan. Peran dari pikiran dan intelektual ruangnya semakin kecil. Lebih banyak ruang-ruang pragmatisme,” terang aktivis kawakan di era reformasi ini.
Dengan pengalamannya yang panjang di DPRD, Agung mengakui bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kompleks di masyarakat.
Meski demikian, ia tetap optimistis bahwa dengan kontemplasi dan introspeksi, ia dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat.
“Kalau memaknai politik yang sifatnya tidak di politik praktis kan banyak wadah,” tuturnya.
Pernyataan permohonan maaf ini diakhiri dengan harapan bahwa masyarakat dapat melihat komitmennya untuk bertindak dengan integritas dan kebijaksanaan dalam setiap langkahnya ke depan.
“Saya sudah 20 tahun menjadi DPRD. Mungkin Allah memberikan skenario lain buat saya. Sepertinya suruh sudah dulu,” kata alumnus sarjana hukum Universitas Sunan Bonang Tuban ini.