Surabaya, Lingkaran.net Pakar Information Technology (IT) atau Teknologi Informasi angkat bicara menanggapi rencana Dinas Pendidikan / Dispendik Surabaya membuka ekstrakulikuler gim daring, Mobile Legends di sekolah.
Pakar IT Universitas Muhammadiyah Surabaya Lukman Hakim mengatakan, sejumlah penelitian terhadap gim daring, termasuk Mobile Legends, menunjukkan dampak perilaku negatif bagi kalangan anak.
Dalam negatif tersebut seperti perilaku agresif, kecanduan, dan pengabaian waktu belajar.
Namun, kita juga perlu mencermati bahwa potensi tersebut lebih banyak muncul ketika tidak ada pendampingan, edukasi, dan pengelolaan yang tepat dari pihak sekolah maupun orang tua, terang Lukman dalam keterangannya, kemarin.
Untuk itu, Dosen Fakultas Teknik tersebut mengingatkan agar kegiatan anyar di luar jam sekolah tersebut bisa diarahkan menjadi aktivitas siswa mengembangkan keterampilannya. Meliputi kerja tim, strategi, komunikasi, dan manajemen emosi.
Dengan kegiatan gim daring di sekolah, diharapkan bisa mengelola durasi waktu bermain anak di perangkat elektronik. Sehingga, tidak memunculkan kasus kecanduan baru pada siswa sekolah.
Dalam ekosistem ekskul yang terstruktur, siswa dapat belajar tentang etika digital, waktu layar sehat, dan keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab akademik, lanjutnya.
Bahkan, menurut Lukman, sejumlah negara di dunia sudah mengakui e-sports atau olahraga elektronik sebagai cabang olahraga kompetitif. Banyak profesi baru yang lahir dari ajang tersebut.
Termasuk di Surabaya. Kalangan muda juga memiliki peluang yang sama untuk menjadi atlet gim daring, desainer gim, caster, maupun analis gim. Asal ada pembinaan dan pengarahan yang jelas.
Bahkan, dengan pendekatan kurikulum yang tepat, Mobile Legends bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada peserta didik secara relevan dan menarik.
Dia menuturkan, yang perlu ditekankan bukan hanya kegiatan bermain gim. Tetapi bagaimana siswa belajar dari proses tersebut.
Yang penting, sambung Lukman, langkah ini menjadi awal mengintegrasikan teknologi digital dalam strategi pembelajaran yang efektif.
Pendidikan modern wajib mampu bertransformasi dan merangkul ruang-ruang digital yang relevan bagi generasi muda. Karena Pendidikan seharusnya fleksibel, adaptif, dan bersedia hadir di ruang-ruang yang relevan dengan dunia remaja, bebernya. (*/Rifqi Mubarok)
Editor : Redaksi