Surabaya, Lingkaran.net Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sampang memicu keprihatinan luas. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Mohammad Zyn kewalahan menghadapi membludaknya pasien hingga harus mendirikan tenda darurat untuk perawatan.
Kondisi ini mencerminkan pentingnya langkah strategis dan kolaborasi berbagai pihak dalam penanganan wabah.
Baca juga: Impor Sapi Dibuka, DPRD Jatim: Jangan Sampai Harga Sapi Lokal Anjlok!
Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., menyoroti perlunya pendekatan terpadu dalam menangani krisis ini.
Menurutnya, pemerintah daerah harus mengoptimalkan semua sumber daya, termasuk fasilitas umum, untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang layak.
Gedung pemerintah yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan sementara untuk mengurangi beban rumah sakit. Kita harus bergerak cepat agar kondisi ini tidak semakin memburuk, tegas politisi asal Demokrat itu, Jumat (13/12/2024).
Sri Wahyuni yang juga mantan perawat ini pun mendorong Dinas Kesehatan untuk memperkuat edukasi masyarakat melalui puskesmas dan tenaga kesehatan.
Penyuluhan tentang pola hidup sehat dan pemberantasan sarang nyamuk harus lebih masif, agar masyarakat tahu cara mencegah DBD sejak dini, ujarnya.
Baca juga: Pansus DPRD Jatim Soroti Orkestrasi Lintas OPD di Program Nawa Bhakti Satya
Sementara itu, di RSUD dr. Mohammad Zyn, situasi semakin darurat. Menurut Plt Direktur RSUD, Bhakti Setiyo Tunggal, saat ini sekitar 35-47 pasien DBD masih menunggu ruang rawat inap. Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas, tenda tambahan dengan 20 tempat tidur telah didirikan di halaman rumah sakit.
Kami memastikan pasien tetap mendapatkan perawatan sesuai prosedur, meskipun fasilitas rumah sakit sudah penuh, ujar Bhakti.
Langkah preventif seperti fogging juga menjadi fokus utama dalam menekan angka penyebaran. Namun, Bhakti menekankan bahwa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat sangat penting untuk memutus siklus penyebaran DBD.
Baca juga: KPK Kaget Saat Mathur Husyairi Ungkap Korupsi Dana Hibah, Apa Itu
DPRD Jatim melihat krisis ini sebagai panggilan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan institusi kesehatan. Menurut Sri Wahyuni, musim hujan harus menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan menghadapi wabah harus dimulai sejak awal.
Musim hujan selalu membawa risiko. Langkah pencegahan, seperti 3M, harus dilakukan bersama-sama. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, pungkasnya.
Wabah DBD ini menjadi pelajaran penting akan perlunya peningkatan infrastruktur kesehatan dan kesadaran kolektif masyarakat dalam menghadapi tantangan kesehatan publik. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi