x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Guru Besar ITS Ubah Limbah Jadi Material Penyerap Racun dengan Efisiensi 99%

Avatar Alkalifi Abiyu

Edukasi

Lingkaran.net - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi akademik melalui pengukuhan Guru Besar ke-223, Prof. Yatim Lailun Ni’mah, yang menghadirkan inovasi pengolahan limbah menjadi adsorben untuk mengatasi pencemaran berbahaya. 

Dosen Departemen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS ini menegaskan bahwa persoalan limbah masih menjadi tantangan besar, baik dari sisi biaya pengolahan, keterbatasan infrastruktur, maupun dampak lanjutan yang ditimbulkan.  

Karena itu, ia menawarkan solusi alternatif yang lebih murah, efektif, dan ramah lingkungan. 

“Pendekatan waste to resource menjadi strategi penting agar limbah bisa menjadi aset untuk mengurangi pencemaran,” ujar Ni’mah. 

Dalam risetnya, Ni’mah mengembangkan metode adsorpsi, yaitu teknik pengolahan limbah dengan menyerap zat berbahaya menggunakan material berpori seperti karbon aktif dan silika gel. Uniknya, bahan dasar adsorben ini juga berasal dari limbah. 

Limbah pertanian seperti sekam padi, kulit manggis, dan bonggol jagung diolah menjadi karbon aktif. 

Limbah industri berupa botol kaca dan abu terbang (fly ash) disintesis menjadi silika gel. Kedua jenis adsorben ini terbukti mampu menyerap logam berat (tembaga, seng, timbal) dan zat warna sintetis dalam air limbah. 

Ni’mah berhasil mensintesis silika gel dari limbah botol kaca dengan tingkat kemurnian 75,63 persen. Material tersebut mampu menyerap logam berat dengan efisiensi hingga 99 persen. 

Sementara itu, pemanfaatan limbah organik sebagai biosorben juga menunjukkan hasil signifikan, menurunkan kadar polutan berbahaya lebih dari 90 persen. 

“Dengan metode ini, air limbah bisa lebih bersih karena zat beracun menempel pada adsorben. Keunggulannya, teknologi ini bisa diterapkan mulai dari skala rumah tangga hingga industri,” jelas Ni’mah. 

Lebih dari sekadar riset, inovasi ini mendukung konsep ekonomi sirkular mengubah limbah menjadi produk bernilai guna tinggi. Penelitian Prof. Ni’mah juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-6 (air bersih dan sanitasi) serta poin ke-12 (konsumsi dan produksi bertanggung jawab). 

Ni’mah berharap hasil penelitiannya dapat terus dikembangkan agar produk adsorben ramah lingkungan ini bisa diproduksi lebih luas dan dipasarkan secara komersial. 

“Limbah seharusnya tidak hanya dipandang sebagai masalah, tetapi juga sebagai sumber daya baru untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

iklan wara
Artikel Terbaru
Selasa, 26 Agu 2025 19:55 WIB | Politik & Pemerintahan

Dokter RSUD BDH Jadi Korban Kekerasan, Eri Cahyadi: Kawal Kasus hingga Tuntas

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menanggapi kasus kekerasan yang dialami oleh dr. Faradina Sulistiyani, SpB, M.Ked.Klin, FInaCS, di RSUD Bhakti Dharma Husada (R ...
Selasa, 26 Agu 2025 18:30 WIB | Umum

MTQ Jatim di Jember, Gus Fawait dan Gubernur Khofifah Kompak Siapkan Gelaran Spektakuler

Lingkaran.net - Bupati Jember Muhammad Fawait bersilaturahmi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Selasa ...
Selasa, 26 Agu 2025 15:31 WIB | Politik & Pemerintahan

Wabah Campak di Sumenep Telan 17 Korban Jiwa, DPRD Jatim Ingatkan Ini

Lingkaran.net - Wabah campak yang melanda Kabupaten Sumenep, Madura, menimbulkan keprihatinan serius. Data terbaru mencatat lebih dari 2.010 anak terjangkit ...