Surabaya, Lingkaran.net Setelah menjalani karier politik yang panjang dan penuh tantangan, Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Kusnadi memutuskan untuk kembali ke dunia akademis.
Mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini akan kembali mengajar di Universitas 17 Agustus 1945 atau UNTAG Surabaya setelah masa jabatannya berakhir pada Agustus 2024.
Keputusannya ini menegaskan komitmennya untuk terus mengabdi kepada masyarakat melalui pendidikan.
“Saya ingin kembali mengabdi di dunia akademis,” ujar Kusnadi beberapa hari lalu.
Keinginannya untuk kembali ke kampus bukanlah hal baru. Sebelum terjun ke dunia politik, Kusnadi telah mengabdi sebagai dosen sejak tahun 1987 di Fakultas Hukum UNTAG Surabaya.
Sebagai seorang akademisi, Kusnadi memiliki latar belakang pendidikan yang kuat. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di UNTAG Surabaya dan melanjutkan S2 di Universitas Gadjah Mada atau UGM.
Pengalamannya yang luas baik di dunia pendidikan maupun politik, diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas.
“Dengan berbekal pengalaman pendidikan dan akademis, harapannya saya dapat terus berkontribusi dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas,” ujarnya.
Kusnadi juga menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter dan masa depan bangsa. Baginya, pendidikan adalah fondasi utama yang harus dibangun dengan kuat.
“Saya optimis dapat memberikan inspirasi dan ilmu yang berharga bagi mahasiswa,” tambahnya dengan penuh keyakinan.
Namun, meskipun akan kembali fokus pada dunia akademis, Kusnadi tidak menutup kemungkinan untuk tetap aktif dalam dunia politik jika partainya membutuhkan.
“Untuk aktif atau tidak di partai, kalau partai membutuhkan saya ya saya akan tetap di partai,” jelasnya.
Baginya, politik tetap merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kehidupan suatu bangsa bergantung pada politik, karena di dalam politik itulah nanti kita akan menentukan kebijakan-kebijakan,” terangnya.
Lebih lanjut, Kusnadi juga memberikan pandangannya mengenai peran generasi muda dalam politik. Ia optimis bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk memimpin bangsa di masa depan.
“Saya pikir generasi muda ini tidak buta politik, mereka tidak cuek. Memang sekarang saya harus membuka ruang untuk mereka, karena mereka harus berada di garda depan. Kita menginginkan di tahun 2045 nanti masuk generasi emas,” katanya dengan penuh semangat.
Keputusan Kusnadi untuk kembali ke dunia akademis menunjukkan dedikasinya yang luar biasa dalam mengabdi kepada bangsa melalui pendidikan.
Sebagai seorang yang pernah berkiprah di dua dunia yang berbeda, Kusnadi membawa harapan baru bagi mahasiswa dan masyarakat bahwa melalui pendidikan dan politik yang bersih, masa depan bangsa yang cerah dapat terwujud.
Keberadaannya di kampus nanti diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus bersemangat dalam meraih cita-cita dan mengabdi kepada bangsa. Alkalifi Abiyu