Surabaya, Lingkaran.net Wacana penerapan libur sekolah sepanjang bulan Ramadan memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sementara, sebagian pihak mendukung dengan alasan meningkatkan waktu ibadah, tidak sedikit yang khawatir libur panjang akan menambah beban orang tua dan menurunkan kontrol terhadap aktivitas anak.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Jairi Irawan, memberikan tanggapan bijak terkait wacana ini. Menurutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari kebijakan tersebut agar tidak terkesan mendadak dan minim persiapan.
“Kalau kita bandingkan dengan zaman Gus Dur, kondisinya sudah jauh berbeda. Dulu, anak-anak mengisi liburan Ramadan dengan kegiatan di masjid atau mushola. Sekarang, tantangannya lebih kompleks, seperti akses teknologi yang tak terbatas dan orang tua yang sibuk bekerja,” ungkap Jairi saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2025).
Politisi muda Partai Golkar ini menyebutkan bahwa data menunjukkan selama Ramadan 2024, trafik data game online meningkat hingga 20 persen pada waktu ngabuburit saja.
Fenomena ini, lanjut Jairi, menambah kekhawatiran masyarakat terkait dampak libur panjang tanpa pengawasan.
Jairi mengusulkan solusi menarik, yakni tetap menyelenggarakan kegiatan sekolah selama Ramadan, namun dengan penyesuaian kurikulum.