Surabaya, Lingkaran.net Fenomena kecanduan judi online di Jawa Timur kian mengkhawatirkan. Hingga 31 Mei 2025, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya mencatat sebanyak 85 pasien dirawat akibat gangguan mental yang dipicu kecanduan judi online.
Jumlah ini melampaui total pasien sepanjang tahun 2024 yang hanya berjumlah 68 orang.
Yang mengejutkan, pasien tak hanya berasal dari kalangan dewasa. Seorang anak berusia 17 tahun bahkan mengamuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSJ Menur karena tak bisa mengakses aplikasi judi online favoritnya.
"Kemarin itu, ada anak usia 17 tahun yang ngamuk-ngamuk (marah-marah, red) di IGD," kata Direktur RSJ Menur, drg. Vitria Dewi, M.Si, saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025).
Sementara itu, pasien termuda yang pernah dirawat berusia 14 tahun, dan yang tertua 70 tahun.
Vitria mengungkapkan bahwa mayoritas pasien berada di rentang usia 2040 tahun, usia produktif yang sangat rentan terhadap jebakan digital.
Dari awal tahun hingga Mei 2025 ini, kami tangani 85 kasus. Banyak dari mereka datang dengan kondisi emosi yang labil, mudah marah, bahkan depresi berat. Beberapa juga mengalami adiksi ganda, kombinasi antara napza dan judi online, jelas Vitria.
Data RSJ Menur pada pertengahan Mei 2025 mencatat 51 pasien secara khusus mengalami gangguan karena candu judi online, tanpa disertai penyalahgunaan zat lain.
Lonjakan tajam ini menandakan bahwa judi online bukan sekadar hiburan, tetapi telah menjadi ancaman serius terhadap kesehatan jiwa masyarakat.
Mudahnya akses, kurangnya edukasi digital, dan minimnya pengawasan dari keluarga membuat masyarakat, khususnya generasi muda, mudah terperangkap dalam siklus kecanduan.
drg. Vitria mendesak adanya kolaborasi lintas sektor untuk menangani darurat candu digital ini. Ia menilai perlu segera disusun regulasi khusus, kampanye pencegahan di sekolah, serta penguatan layanan rehabilitasi jiwa.
Kalau tidak segera diatasi, angka ini akan terus naik. Kita butuh regulasi dan edukasi masif agar masyarakat sadar akan bahaya judi online, tegasnya. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi