Investor akan menanggung seluruh biaya pembangunan

Pembangunan JPO Baru Jalan Tunjungan, Pemkot Surabaya Libatkan Investor

Reporter : Redaksi
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bicara perihal pembangunan ulang Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Tunjungan (Foto: Pemkot Surabaya).

Lingkaran.net - Usai dibongkar, Pemkot Surabaya berencana melakukan pembangunan ulang Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Tunjungan.

Proyek JPO ini mendapat dukungan penuh dari investor yang akan menanggung seluruh biaya pembangunan.

Baca juga: JPO Siola di Jalan Tunjungan Dibongkar, Diganti Jembatan Terbuka yang Lebih Modern

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, JPO Jalan Tunjungan yang lama sudah tidak layak pakai dan berpotensi membahayakan warga. Karena itu, JPO tersebut dibongkar dan segera dibangun yang baru.

"Karena kekuatannya (jembatan) sudah tidak kuat, kalau dibiarkan roboh, bahaya. Makanya didandani (diperbaiki). Nah, nanti kalau dibangun lagi itu harus disesuaikan dengan kondisi yang sekarang," ujar Wali Kota Eri, Selasa (12/8).

Eri memastikan, pembangunan JPO Tunjungan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya. Sebab, anggaran pembangunan JPO didanai oleh investor.

"Anggaran dari investor, yang membangun dia," tegasnya.

Menurutnya, skema kerja sama ini memungkinkan pihak investor dapat memanfaatkan JPO sebagai lokasi reklame untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan.

"Jadi kan yang mengelola seperti JPO, berarti nanti ketika ada penggunaan anggaran dari mereka, maka mereka bisa memanfaatkan untuk reklame, untuk mengembalikan modal," paparnya.

Eri kembali menekankan, pembangunan infrastruktur di Surabaya tidak sepenuhnya menggunakan APBD.

Bahkan, ia mencontohkan seperti pembangunan Taman Harmoni, yang melibatkan investor sebagai wali taman.

"Kayak Taman Harmoni kemarin, saya punya wali taman. Jadi nanti yang di Jalan Diponegoro, Jalan Basuki Rachmat, juga sama seperti itu (melibatkan investor)," katanya.

Meski JPO Jalan Tunjungan dibangun oleh investor, Wali Kota Eri meminta agar pembangunan jembatan tersebut tetap memperhatikan estetika di lingkungan sekitar.

Baca juga: Karena Keunggulan Ini, Surabaya Sabet Penghargaan Kota Layak Anak Utama Ketujuh Kalinya

"Jadi harus terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Karena kan sekarang bentuknya sudah seperti itu, tidak bisa dibuat tertutup. Silakan nanti dengan Dinas Cipta Karya, soal tata ruang, terus bentuk-bentuk jembatannya," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya, Wiwiek Widayati, menyebutkan, JPO lama yang dibangun pada tahun 1987 kondisinya sudah rapuh berdasarkan hasil kajian tim independen.

"Berdasarkan kajian tim independen, jembatan itu memang sudah ada yang rapuh. Karena itu, harus segera diselamatkan. Makanya harus dilakukan pembongkaran dan nanti akan dibangun kembali," ujar Wiwiek.

Pembangunan JPO baru ini ditargetkan selesai pada Desember 2025. Dengan demikian, pihaknya berharap JPO tersebut dapat digunakan masyarakat umum pada awal tahun 2026.

"Fungsinya tetap sama sebagai JPO, menghubungkan orang dari Siola menuju Jalan Tanjung Anom, tetapi dibuat menonjol estetikanya," ungkapnya.

JPO baru ini nantinya akan tetap terkoneksi dengan Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola. Selain itu, jembatan baru akan memiliki desain terbuka yang lebih menarik dan bahkan berpotensi menjadi spot untuk berfoto.

Baca juga: Tiga Sungai di Wilayah Utara Surabaya Jadi Prioritas Penanganan Banjir dan Rob

Wiwiek memastikan, proses pembangunan JPO tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktu pengerjaan.

"Kami juga memastikan pembangunan Jembatan tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat, karena sudah dilakukan penyesuaian waktunya,” tutupnya.

 

 

 

Editor : Hadi Santoso

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru