Masalah Haji Tak Pernah Selesai, Gus Ulib Desak Presiden Turun Tangan

Reporter : Redaksi
KH. Zainul Ibad As'ad atau yang akrab disapa Gus Ulib (tengah).

Jombang, Lingkaran.net Ulama kharismatik asal Jombang, KH. Zainul Ibad As'ad atau yang akrab disapa Gus Ulib, angkat bicara soal carut-marut pelayanan haji yang selalu berulang dari tahun ke tahun.

Dalam sebuah tausiyahnya, Gus Ulib menyuarakan keprihatinan mendalam sekaligus kritik tajam terhadap lemahnya diplomasi Indonesia di hadapan Arab Saudi.

Masalahnya itu-itu saja. Tenda, transportasi, akomodasi. Tiap tahun begitu terus. Nggak ada ujungnya, ungkap Gus Ulib dengan nada prihatin.

Menurut Gus Ulib, posisi tawar Indonesia sangat lemah, bahkan seolah tak punya kendali atas penyelenggaraan haji begitu jemaah tiba di Arab Saudi. Semua keputusan harus mengikuti aturan mutlak dari pihak Saudi, tanpa ruang negosiasi yang berarti.

Kita ini kayak penyelenggara haji setengah-setengah. Semua harus ikut garis Saudi. Kita belum bisa berdiri sendiri, ujarnya.

Gus Ulib yang juga Pengasuh PP Darul Ulum Jombang ini juga membeberkan kisah mengejutkan di balik dihentikannya visa Furoda.

Ia menyebut bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman dikabarkan marah besar setelah mengetahui praktik penjualan visa Furoda di Indonesia dengan harga fantastis.

Visa Furoda dijual berkali lipat di sini. Itu bikin murka kerajaan. Ini bukan soal administrasi saja, tapi soal harga diri dan kepentingan ekonomi mereka, terang Gus Ulib.

Lebih lanjut, Gus Ulib menilai bahwa Arab Saudi kini semakin melihat haji dari kacamata ekonomi, terutama sebagai bagian dari program Vision 2030 yang ambisius dan butuh sokongan dana besar.

Semua serba bisnis. Layanan haji pun sekarang dihitung untung-rugi, ujarnya tegas.

Gus Ulib menyerukan agar Indonesia tidak terus berada di posisi "yes man". Ia mendorong pemerintah, khususnya Presiden, untuk berani mengambil sikap keras dan tegas demi melindungi jutaan jemaah Indonesia.

Kalau cuma menteri yang ngomong, Arab Saudi nggak akan dengar. Harus presiden yang bicara. Kita ini negara dengan jemaah terbanyak, masa nggak punya wibawa? tandasnya.

Ia juga menyindir soal penempatan tenda jemaah Indonesia yang kerap jauh dari lokasi utama, kalah dari negara-negara kecil seperti Brunei dan Malaysia, meski kuota haji Indonesia terbesar di dunia.

Itu nggak masuk akal. Jumlah kita terbanyak, tapi fasilitas malah paling belakang. Harusnya kita punya nilai tawar lebih! katanya.

Gus Ulib mengajak seluruh elemen bangsa, dari pemerintah hingga ormas Islam, untuk mulai membangun diplomasi haji yang lebih kuat, adil, dan bermartabat.

Yang kita butuhkan sekarang bukan cuma koordinasi, tapi keberanian. Berani bilang: cukup sudah! Saatnya Indonesia dihormati, tutupnya. Alkalifi Abiyu

Editor : Redaksi

Internasional
Berita Populer
Berita Terbaru