Kasus Sifilis di Indonesia Tembus 23 Ribu, Kemenkes Ingatkan Ini

Reporter : Redaksi

Surabaya, Lingkaran.net Indonesia tengah dihadapkan pada alarm merah kesehatan masyarakat. Sebanyak 23.347 kasus sifilis tercatat sepanjang tahun 2024.

Data ini diungkap oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan menjadi pengingat keras bahwa infeksi menular seksual (IMS) tak lagi bisa dipandang sebelah mata.

Lewat unggahan di akun Instagram resminya, Kemenkes menegaskan bahwa sifilis tak pandang bulu. "Sifilis enggak pilih-pilih. Yang enggak nakal pun bisa kena. Karena itu, jangan cuma jaga image. Jaga kesehatanmu juga, tulis Kemenkes, dikutip Selasa (17/6/2025).

Apa Itu Sifilis?

Dikenal juga dengan sebutan raja singa, sifilis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyebarannya terjadi melalui kontak langsung dengan luka sifilis saat melakukan hubungan seksualbaik vaginal, anal, maupun oral.

Lebih mengkhawatirkan lagi, penularan dari ibu ke bayi saat kehamilan atau persalinan juga sangat mungkin terjadi, dan bisa berakibat fatal bagi janin.

"Infeksi sifilis pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan rendah, bahkan kematian saat lahir," tegas Kemenkes.

Gejala Sifilis: Diam-diam Mengancam

Salah satu alasan sifilis begitu berbahaya adalah karena gejalanya yang samar dan bertahap. Banyak penderita tak menyadari dirinya terinfeksi hingga penyakit berkembang ke tahap yang lebih parah.

Berikut tahapan dan gejala sifilis yang perlu diwaspadai:

Tahap Primer: Muncul luka kecil (chancre) di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut. Tidak terasa sakit dan kerap tak disadari.

Tahap Sekunder: Ruam pada telapak tangan dan kaki, luka mirip kutil, disertai gejala seperti demam, rambut rontok, penurunan berat badan, nyeri otot, dan kelelahan.

Tahap Laten dan Tersier: Jika tidak diobati, sifilis bisa menyerang jantung, otak, dan sistem saraf. Pada tahap ini, kerusakan bisa permanen dan mengancam jiwa.

Pentingnya Skrining dan Edukasi Seksualitas

Sifilis sebenarnya bisa disembuhkan dengan pengobatan antibiotik, terutama jika ditangani sejak dini. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting, terlebih bagi ibu hamil dan pasangan usia subur.

Kemenkes pun mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dan peduli pada isu kesehatan seksual dan reproduksi. Stigma dan tabu justru menjadi musuh utama dalam upaya pengendalian IMS seperti sifilis. Alkalifi Abiyu

Editor : Redaksi

Internasional
Berita Populer
Berita Terbaru