Logo Gajah, Jokowi, dan Kaesang: Mampukah PSI Guncang PDIP? 

Reporter : Alkalifi Abiyu
Surokim Abdussalam, pakar politik dari Universitas Trunojoyo Madura

Lingkaran.net - Dukungan penuh Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Kongres Nasional 2025 yang digelar di Solo menuai perhatian publik.  

Namun, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai langkah itu belum cukup menjadikan PSI sebagai lawan tanding serius bagi PDI Perjuangan (PDIP). 

Baca juga: Prabowo Sebut Gerindra dan PDIP Kakak Adik Saat Peluncuran Kopdes Merah Putih di Klaten  

Dalam pernyataannya, Surokim menyebut PSI masih berada di bawah bayang-bayang figur Jokowi dan belum memiliki kekuatan struktural serta ideologis yang memadai untuk bersaing secara langsung dengan partai besar sekelas PDIP. 

“PSI bukanlah lawan tanding PDIP. Dalam banyak aspek, berat rasanya mereka bisa menandingi PDIP, apalagi hanya mengandalkan perubahan logo dan dukungan Pak Jokowi,” ujar Surokim, Senin (21/7/2025). 

Salah satu sorotan Surokim adalah perubahan simbol partai dari kepalan tangan menjadi gambar gajah.  

Menurutnya, perubahan tersebut tidak memiliki kekuatan simbolik yang cukup kuat untuk merepresentasikan semangat perjuangan politik yang menyaingi PDIP. 

“Logo gajah itu secara simbolik tidak mewakili perlawanan, apalagi sebagai penantang langsung PDIP. Memorabilia seperti itu perlu penguatan ingatan publik yang intens dan masif,” jelasnya.

Ketergantungan pada Jokowi Dinilai Lemahkan Kemandirian PSI 

Surokim juga mengkritisi strategi PSI yang masih menggantungkan eksistensinya pada figur Joko Widodo. Ia mengingatkan bahwa PSI gagal masuk parlemen bahkan ketika Jokowi masih menjabat sebagai presiden. 

“Saat Jokowi berkuasa saja PSI tak lolos parlemen, apalagi sekarang saat beliau sudah lengser. PSI harus keluar dari bayang-bayang Jokowi jika ingin tumbuh sebagai partai independen,” tambahnya. 

Baca juga: PSI Siap Ganti Logo Saat Kongres di Solo, Pengamat Ingatkan Bahaya Gimmick 

Agenda Realistis: Fokus Lolos Parlemen, Bukan Lawan PDIP 

Surokim menyarankan agar PSI lebih realistis dengan menargetkan lolos ke parlemen pada Pemilu 2029, ketimbang bermimpi menjadi pesaing utama PDIP. 

“Agenda paling masuk akal adalah bagaimana PSI bisa lolos ke parlemen. Untuk menjadi magnet perubahan, mereka butuh lebih dari sekadar logo dan nama besar,” tegasnya. 

Jokowi Prediksi Kenaikan Suara PSI Tiga Kali Lipat di 2029 

Dalam Kongres PSI di Solo, Jokowi menyatakan komitmennya untuk "bekerja keras secara penuh" mendukung PSI. Ia meyakini suara PSI akan meningkat tiga kali lipat pada Pemilu 2029, asal mesin partai bekerja dengan efektif sejak dini. 

Baca juga: Empat BUMD Jatim Tanpa Komisaris dan Direksi Sejak 2024, Krisis Kepemimpinan?

“Kalau manajemennya disiapkan dari sekarang, saya hitung bisa tiga kali lipat. Tapi jangan tergesa-gesa. Feeling saya, puncaknya di 2034,” ucap Jokowi, disambut riuh peserta kongres. 

Jokowi juga menyebut filosofi gajah sebagai lambang kecerdasan dan kekuatan, yang diharapkan menjadi karakter dasar kader PSI.

Ia menegaskan pentingnya struktur dan rekrutmen caleg dipersiapkan dari sekarang. 

Kaesang Resmi Jadi Ketua Umum PSI 

Dalam kongres tersebut, PSI juga mengumumkan bahwa Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, terpilih sebagai Ketua Umum PSI setelah menang dalam Pemilihan Raya PSI 2025. Kaesang akan segera membentuk struktur partai dan menyusun strategi untuk menghadapi kontestasi Pemilu mendatang.

Editor : Setiadi

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru