Surabaya, Lingkaran.net Kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan impor garam konsumsi mulai 2025 mendapat dukungan penuh dari DPRD Jawa Timur.
Anggota DPRD Jatim, Harisandi Savari, menilai langkah ini sebagai peluang besar bagi petani garam lokal untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka.
“Kebijakan pemerintah pusat untuk tidak impor garam memberikan dampak positif kepada petani. Dengan adanya kebijakan ini, para petani berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas garam agar harganya bisa bersaing dan diterima pasar,” ujar Harisandi, Rabu (12/2/2025).
Modernisasi Produksi Jadi Tantangan Utama
Meski memberikan peluang besar bagi petani lokal, Harisandi menekankan bahwa tantangan utama yang harus segera diatasi adalah modernisasi produksi. Menurutnya, petani garam di Jawa Timur, khususnya di Madura, perlu beralih dari metode tradisional ke teknologi yang lebih modern agar dapat memenuhi standar kualitas yang lebih baik.
“Bagaimana perpindahan produksi dari tradisional menjadi modern, ini menjadi hal yang sangat penting. Dengan teknologi yang tepat, kualitas garam lokal bisa lebih baik dan memenuhi permintaan pasar,” tegasnya.
Sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi, para petani garam di Kabupaten Pamekasan telah menjalin kerja sama dengan pengusaha setempat. Kolaborasi ini dinilai penting untuk memajukan industri garam dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.